KSKK Manggala Tarunajati. Mengenal Sejarah Ebeg Banyumasan dan Merti Budaya Luhur Wong Penginyongan
Seni Budaya Ebeg Banyumasan sudah sangat tua. seni ini biasanya disebut seni kuda kepang, jathilan dan lainnya. Ebeg Banyumasan. Seni ebeg banyumasan merupakan ekspresi sekaligus perlawanan rakyat terhadap penindasan. Banyumas merupakan wilayah perdikan dibawah pkekuasaan kerajaan Mataram Yogya.Seni merupakan perpaduan dari hasil pemikiran, intuisi atau karsa dan daya cipta. artinya sebuah seni memiliki daya kreativitas lahir batin yang sangat tinggi. Seni ebeg Banyumasan merupak warisan turun temuru dari para leluhur. oleh karena itu perlu ada langkah pelestarian seni buday ebeg yang serius. Hal ini sesuai dengan hasil kajian MELESTARIKAN TARI EBEG BANYUMASAN SEBAGAI UPAYA MEMELIHARA KESENIAN RAKYAT. Oleh Ismah, Dosen
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Imam Ghozali
Cilacap dalam Jurnal Warna Vol. 2 , No. 2, Desember 2018
Secara garis besar, begitu banyak kesenian serta kebudayaan
yang ada di Indonesi diwariskan secara turun-menurun dari nenek moyang bangsa
Indonesia hingga ke generasi saat ini. Sekarang, kita sebagai penerus bangsa
merupakan pewaris dari seni budaya tradisional yang sudah semestinya menjaga
dan memeliharanya dengan baik. Tugas kita adalah mempertahankan dan mengembangkannya,
agar dari hari ke hari tidak pupus dan hilang dari khasanah berkesenian masyarakat
kita
Organisasi Ebeg: terdiri dari:
Pimpinan Group biasa disebut Penimbul, "Tukang Jagal" yang bertugas memegangi wayang ebeg yang kesurupan, wayang ebeg minimal terdiri 6 sampai 12 orang wayang. dan nayaga penabuh gamelan.
Kelengkapan Ebeg Banyumasan:
Gamelan, Kuda Lumping atau eblek, seperangkat pakaian (jampang sumping, pakaian seragam, sepatu, jampang sumping, selendang dan kain atau jaritdan sesajen.
Lagu dan Gending yang digunakan:
lagu gending yang digunakan bisayan agak berbeda dengan karawitan. Ebeg memiliki rimik yang ceria dan semangat serta memiliki nilai kesadaran manusia yang tinggi akan sang pencpta.
Proses Kegiatan Pentas:
Proses ini terdiri dari
1. Gending Pembuka
2. Pentas Wayang Pembuka,
3. Ngibing (tari kreasi)
4. Janturan, dan
5. Sembuhan
Daftar Pustaka dan Sumber Literature:
Ismah, Dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Imam Ghozali Cilacap dalam Jurnal Warna Vol. 2 , No. 2, Desember 2018
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta , 2009.
Raras Wuri, karya ilmiah populer: Sejarah Ebeg Banyumasan Manggala Tarunajati. YGNI. 2014.
https://daerah.sindonews.com/berita/1469569/29/mengenal-ebeg-kesenian-banyumas-yang-bisa-bikin-orang-kesurupan
https://id.wikipedia.org/wiki/Ebeg